Selasa, 16 Oktober 2012

GUBERNUR DKI-JOKOWI : LEBIH PILIH PROYEK MONORAIL


Joko Widodo (kiri) dan Basuki Tjahaya Purnama (kanan) bersiap mengikuti upacara pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017 dalam Sidang Paripurna Istimewa DPRD DKI Jakarta di Jakarta, Senin (15/10). (FOTO ANTARA/Ismar Patrizki)
 Justru APBN bisa kita gunakan untuk yang lain. Jadi bukan hanya untuk membangun kereta layang,"
Uckit-Sang-Pencerah - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengisyaratkan akan memberikan persetujuan terlebih dahulu kepada PT Adhi Karya Tbk (ADHI) untuk membangun monorail.

Alasan Jokowi lebih memilih proyek monorail sebab dana yang digunakan berasal dari konsorsium BUMN tanpa melibatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 

"Justru APBN bisa kita gunakan untuk yang lain. Jadi bukan hanya untuk membangun kereta layang," kata Jokowi saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (16/10).

Jokowi berkeinginan BUMN dapat mengajak investor dalam negeri atau bersinergi dengan sesama BUMN untuk mengerjakan proyek infrastruktur baik monorail maupun kereta layang. 

"Kalau ada investor yang investor aja. Akan lebih baik lagi BUMN, maka kita akan lebih senang. Artinya, semua dalam negeri," tuturnya.

Oleh sebab itu, Jokowi akan memprioritaskan BUMN yang dapat mengerjakan proyek dengan menggunakan produk dalam negeri. Kendati demikian, Jokowi menghendaki ADHI dan Hutama Karya mempresentasikan proposal proyek tersebut.

"Bagi saya yang penting mereka presentasi dulu. Kita akan lihat presentasinya murah atau tidak, efisien atau tidak. Kita akan lihat secara profesional," ungkapnya. 

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama ADHI Kiswodarmawan mengungkapkan, perseroan akan berkonsorsium dengan BUMN serta mengajak BUMD untuk menggarap proyek monorail Jakarta. Proyek ini akan terbagi dalam dua tahap, yakni tahap pertama mulai dikerjakan pada tahun ini dan diperkirakan selesai 2015 mendatang dan tahap kedua dimulai pada 2015.

"Tahap pertama ini diperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp12--13 triliun. Dananya berasal dari konsorsium BUMN dan BUMD," ujar Kiswodarmawan.

Sementara itu, Direktur Utama Hutama Karya Tri Widjajanto menambahkan, perseroan akan membangun Kereta layang dengan sistem light rail transit (LRT). Dana untuk pembangunan ini diharapkan berasal dari APBN karena merupakan transportasi publik.

Sumber :  KLIK DISINI

PT. ADHI KARYA: MONORAIL AKAN GANTIKAN BUSWAY

JOKO WIDODO TELAH MEMBERIKAN LAMPU HIJAU KEPADA PT. ADHI KARYA
Selasa, 16 Oktober 2012
Monorail akan menggantikan busway.
Monorail akan menggantikan busway.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo telah memberikan lampu hijau kepada PT Adhi Karya Tbk untuk membangun Jakarta Link Transportation Monorail Project di Jakarta dengan menggandeng Badan Usaha Milik Daerah.
Monorail ini akan menggantikan peran busway yang akan digeser menjadi feeder bus.
Direktur Utama Adhi Karya, Kiswo Darmawan menjelaskan, untuk membangun Jakarta Monorail usungan konsorsium Adhi Karya, LEN, INKA itu dibutuhkan kerja sama dengan BUMD karena proyek tersebut berada di DKI Jakarta.
"Konsorsium BUMN akan di bawah 50 persen, karena kita sebagai pendidik saja," katanya di Kementerian BUMN di Jakarta, Selasa 16 Oktober 2012.
Kiswo menuturkan, monorail yang akan dibangun konsorsium Adhi Karya ini akan menelan investasi sebesar Rp60,55 triliun. Namun, untuk tahap pertama akan menghabiskan dana Rp12 triliun yang pendanaannya diambil dari kas internal dan perbankan.
"Tahap pertama adalah koridor hijau I, yang akan dikerjakan adalah Tanah Abang 1a dan 2b. Ini paling mendesak dan urgent," katanya.
Rencananya, dia menambahkan, monorail ini sepanjang 60 kilometer dan akan menggantikan 121 kilometer jalur busway. Jika telah disetujui secara resmi oleh Pemda DKI Jakarta, waktu pembangunannya memakan waktu 2-3 tahun.
"Kita akan manfaatkan tiang-tiang monorail yang terbengkalai. Pengerjaannya akan dilakukan setelah dapat izin dari Pemda," ujar Kiswo.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyambut baik ide Adhi Karya. Setelah monorail selesai, menurutnya, bus trans Jakarta dapat dialihkan untuk feeder transportasi di luar Jakarta.
Sumber : KLIK DISINI

Sebelum dibangun, Gubernur DKI-Jokowi akan Evaluasi MRT

Gubernur DKI Jakarta hanya ingin memastikan fasibility MRT.
Maket MRT
Maket MRT
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, mewarisi program kerja pembangunan moda angkutan massal (Mass Rapid Transit/MRT) dari mantan Gubernur DKI Fauzi Bowo. Terkait pembangunan MRT yang tendernya direncanakan akan diumumkan bulan ini, Jokowi meminta PT MRT Jakarta melakukan presentasi terlebih dahulu.
"Silakan mau jalan terus. Tapi presentasi dulu. Terutama masalah harga per kilometernya," ujar Jokowi dalam jumpa pers di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 15 Oktober 2012.
Jokowi menegaskan, ia tidak bermaksud mempermasalahkan konsorsium atau pun kontraktor MRT Jakarta. Namun, ia hanya ingin memastikan feasibility MRT itu sendiri.
"Kepentingan saya saat presentasi itu saja, tak ada yang lain," katanya.
Seperti diketahui, MRT berbasis rel rencananya akan membentang sekitar 110,3 kilometer, yang terdiri dari Koridor Selatan – Utara (Koridor Lebak Bulus - Kampung Bandan) sepanjang 23,3 kilometer dan Koridor Timur – Barat  sepanjang 87 kilometer.
Pembangunan Koridor Selatan-Utara dari Lebak Bulus – Kampung Bandan dilakukan dalam 2 tahap, yakni Tahap I yang akan dibangun terlebih dahulu menghubungkan Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI sepanjang 15,2 kilometer dengan 13 stasiun (7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah). Tahap I ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2016.
Sementara Tahap II akan melanjutkan jalur Selatan-Utara dari Bundaran HI ke Kampung Bandan sepanjang 8,1 kilometer yang akan mulai dibangun sebelum tahap I beroperasi dan ditargetkan beroperasi 2018, dipercepat dari target awal 2020. Untuk tahap ini studi kelayakannya sudah selesai.
Sementara itu, Koridor Barat-Timur saat ini sedang dalam tahap pre-feasibility study. Koridor ini ditargetkan paling lambat beroperasi pada 2024- 2027.
Sumber : KLIK DISINI

PT. HUTAMA KARYA BAWA PROYEK KERETA LAYANG KE GUBERNUR DKI-JOKOWI

Proyek kereta layang Bekasi-Slipi kini dikaji ulang agar ekonomis.

Proyek Kereta Layang Hutama Karya
Proyek Kereta Layang Hutama Karya
Terpilihnya Joko Widodo sebagai gubernur DKI Jakarta yang baru, membuka harapan bagi PT Hutama Karya untuk melanjutkan proyek kereta layang Bekasi-Slipi. Hutama Karya sedang menyempurnakan konsep kereta layang agar nilai investasi bisa ditekan, sehingga proyek tersebut menjadi lebih ekonomis.

"Kereta layang ini lanjut, harus lanjut, karena ini untuk kepentingan publik. Apalagi, gubernur yang baru ini katanya peduli dengan kepentingan publik," kata Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Ari Widiyantoro, di Jakarta, Jumat 21 September 2012.

Menurut Ari, manajemen tengah mengkaji lebih mendalam proyek kereta layang ini dengan berbagai alternatif solusi, agar proyek ini bisa lebih murah. Namun, ia menginginkan adanya insentif dari pemerintah daerah agar harga tiket kereta layang bisa lebih murah.

Salah satu alternatif yang dibicarakan adalah kombinasi pembangunan kereta layang dengan jalan tol dan dijadikan double decker agar pembangunan lebih murah. "Namun, pasti harus ada subsidi agar lebih ekonomis," katanya.

Kajian terbaru dari Hutama Karya ini diharapkan selesai pada akhir 2012.

Sebelumnya, Hutama Karya harus gigit jari, karena Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, menyatakan ketidaksetujuannya dengan proyek kereta layang Bekasi-Slipi. Namun, Dahlan juga tidak melarang jika Hutama Karya ingin melanjutkan proyek ini dan mengajukan proposal kepada Gubernur DKI Jakarta yang baru, Joko Widodo.

Seperti diketahui, ide proyek kereta layang Hutama Karya ini akan memanfaatkan areal kosong di median tengah jalan tol milik PT Jasa Marga Tbk sepanjang 100 kilometer. Total investasi yang dibutuhkan mencapai Rp30 triliun.

Dalam rencana pengembangan kereta layang di median jalan tol ini, akan terbagi menjadi lima tahap. Tahap pertama Bekasi-Cawang, tahap kedua Cawang-Semanggi, tahap tiga Bumi Serpong Damai-Taman Anggrek-Semanggi, dan tahap empat Bogor-Cawang.
Sumber : KLIK DISINI

Pengumuman Pemenang Tender MRT Jakarta Ditunda


PT. MRT MENGAKU PENUNDAAN TIDAK BERKAITAN DENGAN PENGGANTI GUBERNUR
Pencanangan persiapan pembangunan MRT
Pencanangan persiapan pembangunan MRT
PT Mass Rapid Transit (MRT) menunda pengumuman pemenang lelang tender untuk pembangunan under ground moda transportasi massal berbasis rel MRT. Pengumuman ditunda karena masih menunggu klarifikasi proposal calon kontraktor.

Kepala Biro Humas PT MRT Jakarta, Manpalagupta Sitorus, mengatakan pemenang tender seharusnya diumumkan kemarin. Dia mengungkapkan penyelesaian tender memang dijadwalkan pada medio September-Oktober, sehingga masih on schedule.

Saat ini evaluasi teknis dan harga sudah selesai, namun panitia masih perlu melakukan klarifikasi atas beberapa hal terhadap proposal calon kontraktor.

"Karena nilai proyek yang sangat besar dan kompleksitas pekerjaan, ditambah lagi dengan jenis kontrak yang relatif baru yaitu design and build. Jadi panitia harus cermat dan teliti serta hati-hati dalam mereview proposal para calon kontraktor untuk mendapatkan hasil lelang yang maksimal dan sesuai dengan persyaratan dan kebutuhan pembangunan," ujar Gupta di Jakarta, Jumat, 12 Oktober 2012.

Gupta mengaku ditundanya pengumuman pemenang lelang ini tidak ada kaitannya dengan belum dilantiknya Gubernur DKI Jakarta terpilih periode 2012-2017, Joko Widodo. "Tidak ada hubungannya. Ini semua teknis proses pengadaan," katanya.

PT MRT Jakarta memastikan target penyelesaian pembangunan fisik pada akhir 2016. Tahap awal baru tiga paket yang akan dikerjakan dengan nilai tender mencapai Rp4-4,5 miliar.

Pembangunan MRT terdiri dari enam paket yakni tiga paket layang atau elevated dan tiga paket underground. Dari keenam paket tersebut yang sudah matang dan siap ke proses selanjutnya yakni pengerjaan paket underground.

Sebelumnya juga sudah diumumkan bahwa ada tiga nominasi yang diprediksi akan memenangkan tender untuk mengerjakan dua paket yaitu Shimitzu sebagai pimpinannya dengan anggota Obayashi, Wijaya Karya, dan Jaya Konstruksi.

Sementara untuk paket ketiga nominasinya yakni konsorsium Sumitomo Mitsui Contrantion Company (SMCC) bersama Hutama Karya Join Operation.
Sumber : KLIK DISINI


Ini Konsep Monorel Baru dari PT. Adhi Karya


"Betul-betul produk Indonesia, kaya mobik Esemka."
Adhi Karya mengusulkan proyek Monorel yang tersambung dengan MRT
Adhi Karya mengusulkan proyek Monorel yang tersambung dengan MRT
PT Adhi Karya Tbk kembali mengajukan proyek monorel yang selama ini hanya menyisakan tiang-tiang beton yang terbengkalai di sejumlah titik di ibukota. Kali ini, perusahaan konstruksi pelat merah ini bahkan yakin memperoleh dukungan dari gubernur baru DKI Jakarta, Joko Widodo.

Direktur Utama Adhi Karya, Kiswodarmawan, di Jakarta, Jumat 21 September 2012, mengatakan, proyek monorel yang rencananya digarap konsorsium beranggotakan Adhi Karya, PT LEN Industri, dan PT Industri Kereta Api (Inka) itu diberi nama Jakarta Link Transportation (JLT).

Dalam usulan baru Monorel itu, Adhi Karya menjanjikan konsep moda transportasi yang sepenuhnya dibuat dari produk dalam negeri. Mulai dari gerbong yang diproduksi Inka dan tiket plus operator dari LEN Industri.

"Sehingga betul-betul produk Indonesia, seperti mobil Esemka," katanya.

Rencananya, monorel JLT ini akan terintegrasi dengan berbagai moda transportasi seperti MRT, bus Transjakarta, dan kereta bandara. Monorel ini akan memiliki panjang 13 kilometer dengan 16 stasiun.

Monorel JLT rencananya akan melewati 21 pusat perbelanjaan, 110 kantor, 16 hotel, 26 pasar dan sekolah serta 19 apartemen.

Untuk daya angkutnya, Adhi Karya merancang konsep gerbong monorel 4x200 penumpang sekali angkut. "Sehingga orang turun monorel bisa sambung busway, MRT, dan bangunan-bangunan dengan nyaman, cepat dan terhormat," paparnya.

Kiswo memaparkan, proyek monorel ini tidak memerlukan lahan, karena bisa dilaksanakan di tepi jalan, serta tidak mengganggu jalan, karena berada di atas jalan.
Sumber : KLIK DISINI 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar