Ini masih dalam tahap `feasibility study` sehingga kita belum tahu bagaimana pendanaannya,
Jakarta (ANTARA News) - PT Jasa Marga Tbk (JSMR) memperkirakan investasi pembangunan jalan tol layang Cibubur-Senayan sekitar Rp4,8 triliun dengan ketinggian 15 meter dan panjang 20 kilometer.
Menurut Direktur Operasi Jasa Marga Hasanudin, besarnya kebutuhan dana dikarenakan pembangunan jalan tol layang secara menyeluruh berupa konstruksi (full construction) dan dibangun menggunakan konstruksi "elevated".
"Ini masih dalam tahap `feasibility study` sehingga kita belum tahu bagaimana pendanaannya," kata Hasanudin saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa.
Ia mengungkapkan Jasa Marga berencana menggandeng PT Adhi Karya Tbk dan PT Wijaya Karya Tbk, walaupun kedua BUMN karya ini belum dipastikan ikut bergabung. Saat ini, perseroan masih menunggu persetujuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) agar jalan tol layang dapat direalisasikan.
"Kalau keduanya oke, maka kita akan lanjut. Walau Kementerian BUMN sudah menyetujuinya," ungkapnya.
Selain mengkaji kebutuhan dana, perseroan juga tengah menelaah jaringan kabel ekstra tinggi yang akan dilintasi oleh jalan tol layang serta pergantian waktu penggunaan jalan tol layang tersebut. Hal ini dikarenakan belum ada peraturan yang memungkinkan jalan tol layang digunakan untuk dua waktu.
"Kami juga masih kaji apakah akan pagi sore atau satu jalan saja. Peraturan belum memungkinkan soalnya," paparnya.
Kendati demikian, rencana pembangunan jalan tol tersebut untuk mengurangi kemacetan yang merayap dari Cawang-Semanggi.
Menurut Direktur Operasi Jasa Marga Hasanudin, besarnya kebutuhan dana dikarenakan pembangunan jalan tol layang secara menyeluruh berupa konstruksi (full construction) dan dibangun menggunakan konstruksi "elevated".
"Ini masih dalam tahap `feasibility study` sehingga kita belum tahu bagaimana pendanaannya," kata Hasanudin saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa.
Ia mengungkapkan Jasa Marga berencana menggandeng PT Adhi Karya Tbk dan PT Wijaya Karya Tbk, walaupun kedua BUMN karya ini belum dipastikan ikut bergabung. Saat ini, perseroan masih menunggu persetujuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) agar jalan tol layang dapat direalisasikan.
"Kalau keduanya oke, maka kita akan lanjut. Walau Kementerian BUMN sudah menyetujuinya," ungkapnya.
Selain mengkaji kebutuhan dana, perseroan juga tengah menelaah jaringan kabel ekstra tinggi yang akan dilintasi oleh jalan tol layang serta pergantian waktu penggunaan jalan tol layang tersebut. Hal ini dikarenakan belum ada peraturan yang memungkinkan jalan tol layang digunakan untuk dua waktu.
"Kami juga masih kaji apakah akan pagi sore atau satu jalan saja. Peraturan belum memungkinkan soalnya," paparnya.
Kendati demikian, rencana pembangunan jalan tol tersebut untuk mengurangi kemacetan yang merayap dari Cawang-Semanggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar