Anggota Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan hasil penghitungan cepat Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2012-2017 di Menteng, Jakarta, Rabu (11/7). Hasil LSI menunjukkan pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja unggul 42,77 persen disusul
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syaiful Muzani Research and Consulting mengatakan tak menyangka dengan kemenangan pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Pasalnya, semua hasil jajak pendapat lembaga survei menyatakan kemenangan untuk pasangan Fauzi Bowo-Nachrawi Ramli.
''Ini mengejutkan, semua survei yang unggul itu Foke-Nara. Bahwa dia ingin satu putaran itu satu hal. Tapi faktanya dia nomor satu. Nomor dua Jokowi. Tapi kemudian hasilnya malah berbalik,'' kata Syaiful Muzani, di Jakarta, Rabu (11/7).
Menurutnya, fenomena ini akan menjadi pertanyaan dan pekerjaan rumah besar bagi semua peneliti. Yaitu, apa yang membuat adanya perubahan besar di pemilukada Jakarta kali ini.
Namun, ia memperkirakan kemenangan Jokowi karena bisa lintas kelas. Pasangan ini dapat diterima di masyarakat lapisan atas dan mendapat dukungan yang cukup di lapisan bawah. Padahal, hal ini merupakan hal yang sulit untuk dilakukan oleh pasangan mana pun.
''Kuatnya Jokowi di lapisan bawah itu menunjukan kalau PDIP melakukan kerja dan solid untuk mendukung Jokowi. Karena PDIP kuat di akar rumpur. Jadi terlihat kerja partainya,'' papar dia.
Dari sisi demografi, pasangan Jokowi-Ahok pun didukung oleh masyarakat Islam dan non-Islam. Di Jakarta, sekitar 85 persen masyarakatnya itu beragama Islam. Sekira separuhnya itu memilih Jokowi.
''Masyarakat non-Islam yang sebesar 15 persen pun hampir semuanya k Jokowi. Begitu juga dengan etnis Tiong Hoa. Jadi pasangan ini punya daya untuk menarik keragaman di Jakarta,'' pungkas dia.
''Ini mengejutkan, semua survei yang unggul itu Foke-Nara. Bahwa dia ingin satu putaran itu satu hal. Tapi faktanya dia nomor satu. Nomor dua Jokowi. Tapi kemudian hasilnya malah berbalik,'' kata Syaiful Muzani, di Jakarta, Rabu (11/7).
Menurutnya, fenomena ini akan menjadi pertanyaan dan pekerjaan rumah besar bagi semua peneliti. Yaitu, apa yang membuat adanya perubahan besar di pemilukada Jakarta kali ini.
Namun, ia memperkirakan kemenangan Jokowi karena bisa lintas kelas. Pasangan ini dapat diterima di masyarakat lapisan atas dan mendapat dukungan yang cukup di lapisan bawah. Padahal, hal ini merupakan hal yang sulit untuk dilakukan oleh pasangan mana pun.
''Kuatnya Jokowi di lapisan bawah itu menunjukan kalau PDIP melakukan kerja dan solid untuk mendukung Jokowi. Karena PDIP kuat di akar rumpur. Jadi terlihat kerja partainya,'' papar dia.
Dari sisi demografi, pasangan Jokowi-Ahok pun didukung oleh masyarakat Islam dan non-Islam. Di Jakarta, sekitar 85 persen masyarakatnya itu beragama Islam. Sekira separuhnya itu memilih Jokowi.
''Masyarakat non-Islam yang sebesar 15 persen pun hampir semuanya k Jokowi. Begitu juga dengan etnis Tiong Hoa. Jadi pasangan ini punya daya untuk menarik keragaman di Jakarta,'' pungkas dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar